12 Juli 2025 – Donald Trump ancam tarif kembali menjadi sorotan setelah mantan Presiden Amerika Serikat itu menyatakan akan menerapkan tarif impor hingga 50 persen terhadap 23 negara, termasuk Indonesia, per 1 Agustus 2025. Pernyataan tersebut dinilai sebagai bagian dari strategi proteksionis yang digencarkan menjelang Pemilu AS 2026.
Pemerintah Indonesia menanggapi ancaman ini dengan kewaspadaan tinggi. Kementerian Perdagangan RI menyebut tengah menyiapkan langkah diplomasi ekonomi untuk memastikan kelancaran ekspor nasional tetap terjaga.
“Kami memonitor perkembangan ini secara cermat. Diplomasi ekonomi akan diutamakan agar kepentingan dagang Indonesia tidak terdampak signifikan,” ujar Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dalam keterangan resminya.
Amerika Serikat merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia, dengan nilai ekspor tahunan mencapai miliaran dolar AS. Produk unggulan seperti tekstil, alas kaki, dan barang elektronik dinilai paling rentan terdampak jika kebijakan tarif tinggi benar-benar diterapkan.
Langkah antisipatif juga tengah dibahas lintas kementerian, termasuk strategi diversifikasi pasar dan perlindungan industri dalam negeri. Pemerintah menyatakan siap berdialog secara langsung dengan otoritas perdagangan AS untuk mencari jalan tengah yang menguntungkan kedua pihak.
Sementara itu, para pelaku usaha di sektor ekspor mulai mempersiapkan skenario alternatif. Mereka berharap pemerintah dapat memastikan kepastian pasar di tengah dinamika politik internasional yang terus berubah.
Meski masih berupa ancaman, wacana tarif tinggi dari Trump berpotensi memicu ketegangan dagang baru secara global. Indonesia mengedepankan jalur diplomatik dan kerja sama multilateral untuk menghindari dampak negatif lebih lanjut terhadap perekonomian nasional.