25 Juni 2025 – Kualitas udara Jakarta kembali menjadi sorotan setelah data dari IQAir mencatat nilai indeks kualitas udara jakarta pada angka 176, masuk dalam kategori “Tidak Sehat”. Angka ini menunjukkan kondisi udara yang berpotensi mengganggu kesehatan, terutama untuk kelompok sensitif seperti anak-anak, lansia, dan penderita gangguan pernapasan.
Kepala Divisi Lingkungan Hidup Jakarta, Dr. Adi Wibowo, menyebutkan bahwa tingginya angka ini disebabkan oleh kombinasi emisi kendaraan bermotor, aktivitas industri, serta cuaca panas yang memperburuk situasi.
“Masyarakat diimbau mengurangi kegiatan di luar ruangan dan selalu memakai masker jika terpaksa harus beraktivitas di luar. Kami terus memantau situasi ini untuk mengambil langkah mitigasi lanjutan,” jelas Adi Wibowo saat dihubungi.
Sejumlah wilayah yang paling terdampak di antaranya adalah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. Sementara itu, para dokter menyarankan warga agar tetap waspada dengan gejala yang mungkin muncul seperti batuk, sesak napas, hingga iritasi mata.
Ririn Saputri, warga Kebayoran Baru, mengungkapkan kekhawatirannya atas kondisi ini. “Saya khawatir dampaknya terutama pada anak-anak. Kita terpaksa mengurangi kegiatan di luar agar terhindar dari risiko kesehatan,” ujar Ririn.
Hingga berita ini diturunkan, Pemprov DKI Jakarta tengah berupaya meningkatkan kualitas udara melalui pengawasan kendaraan bermotor serta inspeksi rutin terhadap pabrik yang beroperasi di wilayahnya.