Thebatterysdown.com – Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa diet dengan konsumsi margarin dapat berkontribusi pada peningkatan kolesterol dan peradangan, yang berpotensi memicu kondisi aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan penebalan dinding arteri akibat penumpukan lipid dan inflamasi, yang dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner dan stroke.
Tim peneliti dari Universitas Airlangga yang dipimpin oleh Mochamad Bahrudin, melakukan eksperimen terhadap tikus Wistar. Penelitian ini, yang dipublikasikan dalam Tropical Journal of Pharmaceutical Research, menggunakan metode uji coba terkontrol acak dengan 12 tikus jantan berusia 8–12 minggu, yang dibagi menjadi dua kelompok: satu dengan diet standar dan satu lagi dengan diet margarin selama empat minggu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang mengonsumsi margarin mengalami peningkatan signifikan pada kadar LDL, trigliserida, dan kolesterol total, sementara kadar HDL mereka lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Selain itu, tikus yang diberikan diet margarin juga menunjukkan peningkatan jumlah sel foam dan ketebalan lapisan intima, yang mengindikasikan inflamasi yang lebih parah.
Data dari Global Burden of Disease menunjukkan bahwa kematian akibat kondisi kardiovaskular meningkat dari 12,4 juta pada tahun 1990 menjadi 19,8 juta pada tahun 2022, dan diperkirakan akan mencapai 23 juta pada tahun 2030. Temuan ini menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap konsumsi lemak jenuh dan trans, yang terdapat dalam margarin.
Para peneliti menyarankan bahwa pencegahan aterosklerosis tidak hanya bergantung pada pengurangan kolesterol, tetapi juga memerlukan pengurangan konsumsi lemak trans dan jenuh, serta penerapan pola hidup sehat yang mencakup aktivitas fisik yang cukup.