Jakarta – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re bekerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengadakan pelatihan Penilaian Indeks Kematangan Risiko (Risk Maturity Index/RMI) pada 24–25 Juli 2025. Kegiatan ini digelar di Kantor PT Asuransi Asei Indonesia dan diikuti oleh 26 peserta yang berasal dari Tim Penilai Internal serta Tim Penilai Independen BPKP.
Direktur Manajemen Risiko Indonesia Re, Robbi Yanuar Walid, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam meningkatkan kualitas manajemen risiko di lingkungan BUMN. Ia menekankan bahwa pengelolaan risiko tidak hanya berorientasi pada angka, tetapi harus dilakukan secara objektif untuk memperkuat ketahanan bisnis dalam menghadapi ketidakpastian.
Pelatihan ini juga merupakan bagian dari pelaksanaan kebijakan Kementerian BUMN, yang mengharuskan penilaian RMI dilakukan secara rutin. Kegiatan tersebut sekaligus mempersiapkan peserta untuk asesmen tahun 2024, dengan fokus pada penyamaan pemahaman terkait dimensi dan parameter penilaian.
Hadir sebagai narasumber, Nani Ulina Kartika Nasution selaku Direktur Pengawasan BUMN Jasa Keuangan dan Manufaktur BPKP menekankan pentingnya penerapan self-assessment yang berbasis data dan sejalan dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG). Ia juga menjelaskan bahwa kerangka RMI mencakup lima aspek utama, yaitu budaya risiko, tata kelola organisasi, kerangka kerja risiko dan kepatuhan, proses dan pengendalian risiko, serta pemanfaatan data dan teknologi dalam manajemen risiko.
Kegiatan ini menunjukkan sinergi aktif antara Kementerian BUMN, BPKP, dan perusahaan pelat merah dalam memperkuat tata kelola dan ketahanan operasional BUMN. Hal ini menjadi langkah strategis untuk menghadapi berbagai tantangan yang diperkirakan muncul pada paruh kedua 2025, termasuk potensi tekanan dari dinamika global dan ketidakpastian geopolitik.