Indonesia Perlu Belajar dari Nepal: Fokus pada Dialog dan Solusi

[original_title]

Thebatterysdown.com – Gelombang protes yang mengubah kekacauan di Nepal menjadi pelajaran penting bagi Indonesia. Menurut Muhammad Fatahillah, pengajar di Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, insiden tersebut menunjukkan rapuhnya fondasi demokrasi dan kesalahan pemerintah dalam merespons aspirasi rakyat. Nepal, yang baru saja beralih dari monarki ke republik pada 2008, kini menghadapi tantangan serius dalam proses demokratisasi.

Fatahillah menjelaskan, aksi unjuk rasa damai yang berujung pada kerusuhan, penjarahan, dan pembakaran ini mencerminkan dinamika yang terjadi di negeri itu. Masyarakat yang frustrasi dengan praktik politik dinasti, kesenjangan sosial, serta tingginya angka pengangguran berujung pada kemarahan ketika pemerintah memblokir 26 platform media sosial. Kebijakan tersebut, alih-alih meredakan ketegangan, justru mengubah demonstrasi damai menjadi kekerasan.

Dalam pandangannya, pemerintah seharusnya tidak memilih pemblokiran media sosial sebagai solusi, karena langkah tersebut hanya akan memperburuk situasi. “Ruang demi ruang demokrasi yang tersisa seharusnya dimanfaatkan untuk dialog, bukan untuk diblokir,” katanya. Fatahillah menekankan pentingnya pemerintah dalam membuka ruang dialog dan menjalankan agenda yang sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Dia juga menyoroti kesamaan antara situasi di Nepal dengan yang terjadi di Indonesia, menunjukkan bahwa mengandalkan aparat keamanan saja tidaklah efektif. Fatahillah menyarankan penggunaan media sosial sebagai platform untuk berdiskusi dan berinteraksi dengan warga, bukan sekadar alat propaganda.

Dengan pelajaran dari Nepal, penting bagi pemerintah Indonesia untuk mengembangkan pendekatan yang lebih terbuka dan responsif terhadap aspirasi rakyat guna mencegah terjadinya kericuhan di masa depan.

Baca Juga  KPK Tetapkan Lima Tersangka Kasus Korupsi Mesin EDC Bank

Post Comment

You May Have Missed