Curah Hujan Tinggi, Produksi Garam Pantura Jateng Anjlok 100%

[original_title]

Thebatterysdown.com – Produksi garam di Pantura Jawa Tengah mengalami penurunan signifikan akibat curah hujan yang tinggi, yang berdampak pada lonjakan harga hingga 100%. Dalam pemantauan terbaru, daerah-daerah seperti Jepara, Pati, dan Rembang terpaksa menghentikan aktivitas garamnya karena kombinasi dari kurangnya matahari dan banjir air tawar di tambak.

Sejak November, petani garam di kawasan ini tidak dapat berproduksi. Hidayat, seorang petani dari Kabupaten Pati, mengungkapkan bahwa kondisi hujan yang terus menerus mengganggu proses pengolahan garam karena air laut bercampur dengan air tawar, sehingga sulit untuk mendapatkan hasil yang memadai. Hal serupa juga disampaikan oleh Wiyarso, petani di Lasem, Rembang, yang menyatakan bahwa produksi garam bahkan semakin berkurang di bulan Desember.

Kenaikan harga garam, dari Rp1.200 menjadi Rp2.600 per kilogram, tidak dinikmati oleh petani lantaran produksi mereka yang rendah. Nasir, salah satu petani di Kabupaten Jepara menyampaikan, pemilik gudang yang memiliki stok lebih banyak dapat meraih keuntungan lebih besar di tengah situasi ini.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, Hadi Santoso, menjelaskan bahwa hingga November, total produksi garam hanya mencapai 93 ribu ton, jauh menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 324 ribu ton. Sejumlah petani bahkan beralih ke budidaya ikan akibat ketidakmampuan berproduksi.

Di sisi lain, M. Sofyan Cholid, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang, menambahkan bahwa penurunan produksi ini diakibatkan oleh “kemarau basah” yang berlangsung saat ini dan menekankan pentingnya peningkatan kualitas garam dengan metode geomembran untuk mendukung proses produksi di masa mendatang.

Baca Juga  Raffi Ahmad Temani Fahmi Bo Jalani Operasi Hari Ini

Post Comment

You May Have Missed