Indonesia-AS Capai Kesepakatan Penyesuaian Tarif Impor

Indonesia-AS Capai Kesepakatan Penyesuaian Tarif Impor | Internasional

23 July 2025 – Pemerintah Indonesia berhasil mencatat pencapaian penting melalui kesepakatan penyesuaian tarif impor AS bagi produk andalan Indonesia. Melalui serangkaian negosiasi intensif antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan perwakilan dagang Amerika Serikat, kedua negara mencapai titik temu yang menguntungkan eksportir RI.

Dalam kesepakatan ini, tarif impor AS atas produk Indonesia—seperti tekstil, alas kaki, dan elektronik—diturunkan dari semula yang bisa mencapai 32 % menjadi 19 %. Sebagai imbalannya, Indonesia sepakat menghapus tarif dan hambatan non-tarif terhadap hampir seluruh produk AS, termasuk pengakuan standar kendaraan dan alat kesehatan, serta dukungan pada moratorium e‑commerce WTO.

Presiden AS Donald Trump sendiri mengumumkan detail perjanjian ini pada 15 Juli 2025, setelah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto. Trump menyebut perjanjian ini “bersejarah” karena membuka pasar Indonesia untuk produk AS seperti energi (USD 15 miliar), produk pertanian (USD 4,5 miliar), dan pembelian 50 pesawat Boeing.

Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa tarif 19 % yang diberlakukan AS untuk produk Indonesia merupakan tingkat paling rendah di antara negara-negara ASEAN, dengan Vietnam dan Filipina berada di rentang 20 %, serta Malaysia dan Brunei sekitar 25 %. Indonesia pun telah mensosialisasikan kebijakan ini kepada pelaku usaha, asosiasi industri, dan BUMN agar langkah ini dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Anindya Novyan Bakrie—Ketua Umum Kadin—menyambut positif kesepakatan ini. Ia optimistis volume ekspor Indonesia ke AS dapat meningkat dua kali lipat dalam lima tahun ke depan jika kapasitas produksi nasional mampu mencukupi permintaan.

Kesepakatan ini diharapkan menjadi katalisator pemulihan ekonomi Indonesia pasca-pandemi. Dengan saling menguntungkan, di satu sisi eksportir nasional mendapat ruang ekspor lebih luas, sementara AS mendapat akses pasar dan pasokan produk strategis. Pemerintah pun ditekankan untuk mendampingi pelaku usaha agar bisa memaksimalkan momentum ini dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Baca Juga  900 Ribu Warga Palestina Terancam Pengusiran di Gaza City

Post Comment

You May Have Missed