Warga Grobogan Hadapi Krisis Air Bersih Saat Musim Kemarau

Warga Grobogan Hadapi Krisis Air Bersih Saat Musim Kemarau

Grobogan – Warga di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mulai menghadapi krisis air bersih meskipun hujan masih turun di beberapa wilayah. Berkurangnya debit air dari sumber mata air menyebabkan warga harus mencari air hingga satu kilometer dari desa mereka. Ini menjadi masalah serius bagi ratusan keluarga yang bergantung pada mata air tersebut untuk keperluan sehari-hari.

Kondisi ini terpantau pada Kamis (31/7), di mana hujan masih mengguyur kawasan pegunungan, namun intensitasnya menurun. Hal ini berpotensi menyebabkan kekeringan yang berdampak pada kebutuhan air bersih. Salah seorang warga, Marsinah, mengungkapkan bahwa banyak keluarga yang harus antre untuk mendapatkan air bersih karena sumber mata air sudah mulai mengering.

Tohir, warga setempat lainnya, melaporkan bahwa mereka terpaksa mencari sumber mata air di kawasan hutan yang lebih jauh. Fenomena ini sudah terjadi setiap tahun saat musim kemarau tiba, dan menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat setempat. Menurut Solikin, perangkat desa, setelah musim hujan, kondisi air di sumber mata juga menurun drastis, sehingga wajar jika mereka mulai mengajukan bantuan air bersih.

Untuk mengatasi masalah ini, Kepala Desa Depok, Budi Rahayu, bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan PT Kereta Api Indonesia untuk membangun Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH). Tandon air yang dipasang di Masjid Nurul Huda akan menyimpan air hujan sebagai cadangan saat menghadapi kondisi kekeringan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto, menyatakan bahwa musim kemarau diperkirakan berlangsung dari Agustus hingga Oktober. Sebagai langkah antisipasi, pemerintah daerah mulai memetakan area yang berpotensi mengalami kekeringan dan menyiapkan cadangan air untuk membantu desa-desa yang membutuhkan.

Baca Juga  Kejaksaan Agung Panggil Enam Perusahaan Terkait Beras Oplosan

Post Comment

You May Have Missed